JOMBANG, TelusuR, id – Dalam acara ngopi bareng ngobrol pilih pemimpin di Kafe Omah Ngapit, Senin (11/11) malam kemarin, sejumlah warga berembug memberikan gambaran bagaimana memilih pemimpin dalam gelaran Pilkada Jombang 2024.
Tak hanya itu, dalam obrolan tersebut salah satu warga dari penghayat kepercayaan Herman Useno juga melontarkan uneg-unegnya atau saran terhadap penyelenggara Pemilu di Kabupaten Jombang.
Menurut Herman Suseno, penyelenggara pemilu sejauh ini belum dirasakan kerjanya. Ia menilai sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara atas gelaran Pilkada 2024 di Jombang belum menggeliat.
“Yang kami rasakan belum menerima informasi apapun dan sosialisasi dari penyelenggara pemilu,” ujar Herman salah satu warga di Kabupaten Jombang itu, Selasa (12/11).
Herman berharap Pilkada 2024 ini benar-benar dirasakan betul oleh masyarakat. Baik itu di wilayah perkotaan maupun di pedesaan untuk lebih diperhatikan.
“Sejauh ini mereka mau mencoblos kalau ada sangunya (uang). Semacam money poltik harusnya dihindari. Bila para pemimpin itu perhatian terhadap masyarakatnya yakni dengan berbagai upaya pemberdayaan baik itu UMKMnya atau lainnya,” katanya.
Dari pihak perwakilan Nasrani, Eko salah satu warga Sumobito ini menegaskan bahwa sosialisasi porgram harus terus dilakukan oleh para kandidat masing-masing paslon untuk diketahui masyarakat.
“Terlebih, dengan janji politik realisasi program kerja 100 hari, itu misalnya,” imbuhnya.
Senda juga di tegaskan oleh perwakilan warga Nahdliyin, Zainul. Menurutnya, para paslon itu harus berani berjanji dan lebih memahami kondisi kawasan dan masyarakatnya.
“Soal lingkungan dan sosial juga perlu perhatian serius dalam program kedepannya. Bagaimana mengatasi persoalan itu. Salah satunya kawasan industri di utara brantas,” katanya.
Sementara Gus Didin A Sholahuddin menambahkan persoalan sosial ekonomi sejauh ini belum tersentuh. bagaimana mengatasi kemiskinan tersebut. Dan juga problematika dalam dunia pendidikan.
“Tidak hanya sarana, disitu ada degradasi moral, termasuk bulluing yang marak, lgbt meningkat, pelecehan seksual, pergaulan bebas. Dan itu perlu solusi dari seorang pemangku kebijakan nantinya. Arah pembangunan SDM dan karakter,” katanya.
Gus Didin juga menegaskan perlu adanya kerja cepat dalam realisasi program dengan penghitungan 100 hari kerja yang tepat guna. Yakni mengkonsolidasi sektor-sektor yang bisa membantu pembangunan.
“Tidak hanya memberi bantuan tapi harus diajak sama sama mengatasi problem dimasyarakat. Misal persoalan gaji guru rendah, bagaiamana strategi pemerintah. Dan juga strategi menaikkan PAD (pendapatan asli daerah),” katanya.
Diketahui, ngobrol santai di kafe Omah Ngapit merupakan rembug warga dalam momentum Pilkada 2024 dengan memberikan kiat bagaimana memilih cerdas dan menyongsong Pilkada Damai.
Kegiatan itu diinisiasi oleh Abdul Hamid Hamdah dan Jaddab Nur Rohman Pemilik Kafe Omah Ngapit di jalan raya Soekarno-Hatta. Dalam satu programnya malam tadi, tajuk itu yakni Calon Bupati Jombang dimata para tokoh lintas Agama.
Host dan inisiator diskusi, Abdul Hamid Hamdah mengatakan bahwa ini sudah kali yang kedua pertemuan obrolan tentang Pilkada Jombang 2024. Ia berharap dengan adanya pertemuan obrolan santai tentang pemimpin ini dapat memberikan gambaran ke masyarakat dalam menentukan pilihan yang cerdas tepat guna dalam Pilkada 2024.
“Yang pertama kami hadirkan Mas Haidar anggota DPRD Jombang dari Paslon 01 dan Syauqi dari Paslon 02, obrolannya tentang Gen Z dan Milenial memilih pemimpin. Dan yang kedua tentang lintas agama. Intinya, kami ingin Pilkada Damai dan Pemilu Cerdas,” pungkasnya.