Alumni Bata-Bata dan Banyuanyar Dukung Santri Jadi Bupati Jember

0
1 views
Alumni Pondok Pesantren Bata-Bata dan Banyuanyar asal Jember mendeklarasikan dukungan kepada Gus Fawait sebagai Bupati Jember. foto: istimewa/fjn.
Bagikan :

JEMBER, TelusuR.id – Sebulan menjelang coblosan Pilkada Jember, dukungan terhadap Gus Fawait terus mengalir. Kali ini dukungan untuk Gus Fawait yang berpasangan dengan Djoko Susanto datang dari alumni santri Pondok Pesantren Bata-Bata dan Banyuanyar yang ada di Kabupaten Jember.

Calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait bersyukur dengan adanya deklarasi dukungan dari dua pondok pesantren besar di Pulau Madura tersebut. Mereka ini tergabung dalam Relawan Sahabat Mas Iben, atau Ahmad Ibnu Baqir anggota DPRD Jember dari PPP.

“Alhamdulillah, dukungan dari para alumni santri Bata-Bata dan Banyuanyar ini adalah berkah yang luar biasa bagi pasangan Gus Fawait-Djos. Insya Allah, kami akan berikhtiar maksimal memenuhi harapan mereka agar Jember dipimpin Bupati Santri,” kata pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, Jumat (18/10/2024).

Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini mengungkapkan rasa syukurnya, dengan kehadiran sejumlah tokoh. Diantaranya, pengasuh pondok pesantren Bata-Bata, RKH. Mohammad Faisol Abdul Hamid dan juga para Masyayikh dari pesantren Banyuanyar.

Gus Fawait melanjutkan, dukungan dari para tokoh dan masyayikh ini merupakan suntikan semangat buat dirinya. Sebab, sejak Republik Indonesia merdeka belum ada santri yang menjadi Bupati Jember.

“Insya Allah, dengan dukungan para santri dan kiai ini, sebentar lagi ada santri yang menjadi Bupati Jember,” imbuh Gus Fawait.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib, Al Qodiri IV Jember ini berjanji, bila pihaknya dipercaya memimpin Jember akan memperhatikan pendidikan berbasis pondok pesantren dan madrasah diniyah (Madin). Gus Fawait mengakui di era Bupati MZA Djalal perhatian terhadap pesantren dan madin sangat luar biasa.

Ia menambahkan, saat ini perhatian terhadap pesantren, madin dan guru ngaji sangat minim. Bahkan selama empat tahun belakangan ini, para guru ngaji dan madin hanya mendapatkan satu kali tunjangan.

“Guru ngaji ini adalah garda terdepan dalam membangun jiwa anak-anak Jember. Karena itu, sudah sepantasnya mereka mendapatkan tunjangan yang pantas dan terhormat. Itu akan menjadi prioritas kami, bila terpilih memimpin Jember,” pungkas Gus Fawait.

Tinggalkan Balasan