Sejarah Masjid NU Baitussalam Desa Turipinggir yang pernah disinggahi KH. A Wahid Hasyim

0
74 views
Masjid NU Baitussalam yang terletak di RT 02 RW 01 Dusun/Desa Turipinggir Kecamatan Megaluh
Bagikan :

JOMBANG, Telusur.id – Masjid NU Baitussalam yang terletak di RT 02 RW 01 Dusun/Desa Turipinggir Kecamatan Megaluh termasuk masjid tua di Kabupaten Jombang. Masjid ini merupakan salah satu bangunan saksi sejarah terkait pernak pernik peristiwa kemerdekaan RI 1945. Masjid yang didirikan tahun 1936 ini pernah menjadi persinggahan pahlawan nasional KH A Wahid Hasyim.

Masjid NU Baitussalam memiliki tanah seluas 525 m2. Luas bangunannya 350 m2. Bangunan masjid yang sekarang sudah seluruhnya direnovasi. Ketua Takmir Masjid Baitussalam, Mishbahusshudur Salamun kepada Telusur.ID menceritakan, berdirinya masjid ini diawali dengan sebuah langgar atau surau yang terbuat dari bambu.

suasana saat lebaran di Masjid NU Baitussalam yang terletak di RT 02 RW 01 Dusun/Desa Turipinggir Kecamatan Megaluh

’’Awalnya didirikan Mbah Hasan Wirai, namun letaknya tidak di masjid sekarang melainkan agak ke selatan. Sekarang sudah jadi sawah,’’ terangnya.

Pada 1936, Kepala Desa Turipinggir, Mustangat, mewakafkan tanahnya untuk didirikan masjid. Kemudian oleh warga setempat didirikan masjid.

Pada masa perang kemerdekaan, Desa Turipinggir pernah menjadi tempat persinggahan KH A Wahid Hasyim. ’’KH A Wahid Hasyim tinggal selama 4-6 bulan. Tepatnya masa di antara agresi militer Belanda II.

foto KH. A Wahid Hasyim sekeluarga

’’ Tidak diketahui pasti kenapa beliau memilih pindah di Desa Turipinggir. Mungkin karena lokasi desa tersebut berada di ujung barat Kabupaten Jombang, dan tidak tarlalu jauh dari Tebuireng,’’ ungkapnya.

Atau karena bersahabat dengan Munandar (1913 – 1990) dan KH Salamun (1917-2005). Keduanya sering bersilaturahmi ke rumah para kiai di Jombang. Keduanya juga penganut tarekat Qodiriyyah wa Naqsabandiyah, terangnya

KH Salamun adalah ayah handa dari Mishbahusshudur Salamun , KH. Salamun dikisahkan merupakan santri yang lama mondok di PP Mambaul Maarif Denanyar. Pada 1948 saat agresi II Belanda, KH Salamun dapat tugas dari KH Bisri Syansuri untuk menyembunyikan dan menemani KH A Wahid Hasyim di desa Turipinggir Kecamatan Megaluh.

’’Beliau (KH. A Wahid Hasyim) tinggal di rumah Bapak Munandar dan KH Salamun. Masjid Baitussalam yang berada tepat di depan rumah Bapak Munandar adalah tempat beliau bersembahyang, berzikir dan berdoa,’’jelasnya.

Direnovasi Tiga Kali, Bedug Masih Asli

MASJID NU Baitussalam di Desa Turipinggir mengalami renovasi hingga tiga kali. Namun, sampai sekarang, ada bedug tua yang masih asli sejak masjid didirikan pertama kali.

Masjid NU Baitussalam Desa Turipinggir memiliki tempat salat yang luas. Masjid dengan dominasi warna putih ini memiliki dua lantai. ’’Masjid ini direnovasi tiga kali. Dua kali saat saya masih kecil, dan terakhir di renovasi pada 2012/2013 secara keseluruhan,’’ ujar Mishbahus Shudur, ketua Takmir Masjid Baitussalam.

Masjid NU Baitussalam yang terletak di RT 02 RW 01 Dusun/Desa Turipinggir Kecamatan Megaluh

Meski begitu, ada bagian dari masjid yang masih tetap terjaga. Yakni sebuah bedug tua. ’’Bahan bedug itu kayu jati utuh yang didapat ketika sungai banjir. Jadi itu bukan kayu gabungan, namun kayu utuh,’’ tandasnya.

Sekarang ini, masjid juga dijadikan tempat kegiatan keagamaan remaja masjid. ’’Juga untuk kegiatan Ansor, pengajian rutinan hingga Laziznu,’’ bebernya.

sumber Gus Misbahusudur Salamun (Putra KH.Salamun) penulis thil.

Tinggalkan Balasan