JOMBANG, TelusuR.ID – Densus 88 Antiteror Polri menggelar operasi pemberantasan terorisme di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dua orang terduga teroris diamankan, salah satu di antaranya merupakan Amir atau pimpinan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) pada Sabtu (7/9/2024). Kerja Densus 88 memburu terorisme di seluruh penjuru tanah air merupakan bentuk aparat penegak hukum mengayomi dan melidungi seluruh lapisan masyarakat dari ancaman massif kelompok Radikalisme Terorisme yang masih berkeliaran di pelosok tanah air.
“Dari Batu Malang ke Solo kemudian di Gorontalo dan berlanjut di Bekasi hingga yang terakhir penangkapan terduga teroris di Bima NTB. Tim Densus 88 layak mendapat apresiasi sebesar besarnya atas kinerja profesionalitas menjangkau seluruh wilayah yang menjadi tempat persembunyian para teroris. Di manapun teroris bersembunyi akan terendus oleh tim dengan keahlian khusus mendeteksi keberadaan, aktifitas serta rekam jejak mereka. Ini bukan pekerjaan mudah di negara Indonesia yang terpisah ribuan pulau” ungkap Gus Wal ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, PNIB mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja Densus 88 yang luput dari perhatian public.
Bibit baru pelaku teroris akan selalu tumbuh seiring maraknya aksi intoleransi yang tidak diusut secara tuntas. Menurut Gus Wal intoleransi dengan modal awal kebencian akan melahirkan anarki dan radikalisme.
“Aksi intoleransi tidak bisa dikategorikan sebagai kriminalitas biasa, karena pelakunya sudah menyimpan agenda lain yang lebih mengerikan yaitu melenyapkan keselamatan orang lain melalui aksi terorisme. Mereka hanya butuh diyakinkan bahwa aksinya akan berbuah pahala surga kelak, dan pola perekrutan yang dilakukan kelompok aliran Wahabi Khilafah ketika menemukan pelaku aksi intoleransi yang dibiarkan tidak dibina secara intens” lanjut Gus Wal.
Teroris melakukan perekrutan anggota baru melalui jalur lembaga pendidikan beraliran khusus dengan fasilitas mewah. Gus Wal berpesan kepada orang tua untuk berhati-hati mempercayakan anaknya masuk ke sekolah yang dibiayai oleh negara luar, jika tidak waspada justru anak-anak akan terancam masa depannya.
“PNIB meminta masyarakat untuk waspada dan mampu memilah agar tidak memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan yang memberikan pemahaman radikal, juga yang beraliran wahabi khilafah. Penangkapan kepada tersangka memberikan fakta bahwa kelompok teror secara sistemis melakukan perekrutan dan menanamkan pengalaman di sekolah khusus ekslusive, namun menyesatkan” imbuh Gus Wal.
PNIB menjadi organisasi lintas agama budaya dan kebhinekaan konsisten menolak khilafah, Wahabi yang menghasilkan bibit intoleransi radikalisme dan terosisme. Gus Wal tidak pernah bosan mengingatkan pentingnya membumikan Pancasila dan kesetaraan dalam kehidupan masyarakat.
“Nasionalisme Kebangsaan, Agama dan Budaya (NASAB) adalah satu spirit Nusantara yang tidak boleh terpisahkan. Mereka kelompok sarabpatigenah iri dengan keberagaman kita yang bisa disatukan hanya dengan 5 sila Pancasila. Mereka mencari cara memecah belas adu domba dengan berjubah Agama namun sesungguhnya teroris keji yang tidak berperikemanusiaan. Sekali lagi Bravo Densus 88 tegak lurus menjaga NKRI dari bahaya laten terorisme” pungkas Gus Wal