GMNI Surabaya Khawatir Bahaya Echo Chamber dalam Musrenbang Pemuda Kota Surabaya

0
42 views
Rizki Syahputera, Ketua Umum GMNI Kota Surabaya. foto: istimewa
Bagikan :

SURABAYA, TelusuR.id – Ketua Umum Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Surabaya, Rizky Syahputera, menanggapi perihal Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemuda kota Surabaya yang kurang melibatkan organisasi kepemudaan secara menyeluruh.

Menurut Rizky, jika memang Pemerintah Kota Surabaya ingin menjaring aspirasi anak-anak muda, maka harusnya tidak hanya melibatkan organisasi kepemudaan yang berbasis territorial, namun juga ideologis dan akademis.

“Perlu diingatkan bahwasanya secara historis,Kota Surabaya bukan hanya ruang perdagangan dan ruang tinggal, namun juga ruang seni, kebudayaan, dan pemikiran. Di Surabaya-lah banyak kemudian muncul tokoh-tokoh pemikir bangsa seperti Haji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto dan Bung Karno,” kata Rizky, dalam keterangannya, Sabtu (22/6/2024).

Lebih lanjut, dengan minimnya organisasi yang terlibat dalam Musrenbang Pemuda kali ini, ia mengkhawatirkan bahaya ruang gema atau echo chamber dalam penjaringan aspirasi pemuda di Kota Surabaya.

“Yang kami khawatirkan, jika Musrenbang Pemuda ini minim partisipasi organisasi kepemudaan lain, saya rasa sumbangsih perspektif dan gagasan juga akan sangat minim, dan nanti akan berimbas kepada aspirasi yang diberikan kepada Pemerintah Kota Surabaya hanya mendukung tanpa mengkritisi kebijakan, ini biasa disebut dengan echo chamber effect,” katanya.

Rizky juga menyatakan bahwa masih banyak organisasi kepemudaan yang peduli akan permasalahan di kota Surabaya, tentunya dengan pisau analisis dan pendekatannya masing-masing.

“Masih banyak organisasi yang ingin berbagi aspirasi dan keresahan dengan Pemerintah Kota Surabaya, misalnya kami selaku mahasiswa, seperti BEM Universitas yang ada di Surabaya, kemudian organisasi-organisasi yang tergabung dalam Cipayung plus, organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna, Gusdurian, dan organisasi keagamaan seperti Pemuda Katolik, dan PGI,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan