SURABAYA, TelusuR.id – Komitmen bangun ekonomi pesantren, pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo KH. dr. Mohammad Haris mendapat anugerah Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2023 dari Forkom Jurnalis Nahdliyin atau FJN.
Apresiasi untuk pria yang akrab disapa Gus Haris itu diberikan langsung ketua umum FJN, Didi Rosadi. Ia menyebut alasan memberikan apresiasi pada Gus Haris karena melihat sepak terjangnya selama ini, diantaranya memiliki komitmen kuat dalam membangun ekonomi warga di sekitar pondok pesantren. Diantaranya dengan melibatkan warga sekitar pondok untuk memenuhi kebutuhan santri.
“Selain kiai muda yang populer di masyarakat, Gus Haris memiliki komitmen dalam membangun ekonomi pesantren. Ia juga aktif mengajak ponpes untuk mandiri secara ekonomi agar tidak tergantung dengan siapapun,” kata pria yang akrab disapa Diday itu, dalam keterangannya, Surabaya, Selasa (18/12) kepada TelusuR.id.
Jurnalis koran terbitan Surabaya itu menyebut, selain penggerak ekonomi Gus Haris juga punya hobi menarik yakni bersepeda dan motoran. Di dalam aktivitasnya Gus haris juga melakukan dakwah pada komunitasnya dan warga yang ditemuinya.
Gus Haris juga aktif dalam kegiatan seni, beberapa lagu sudah ia ciptakan. Kiai muda Ponpes Zainul Hasan Genggong ini juga sudah membintangi sejumlah sinetron.
“Gus Haris juga sosok yang humble dan egaliter, ia hobi bersepeda dan motoran sambil menyapa warga. Gus Haris juga memberikan nilai-nilai dakwah Islam yang dikemas secara ringan,” tutur kader Ansor Surabaya ini.
Sementara itu, Gus Haris menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan FJN. Ia tidak menyangka khidmatnya selama ini dalam membangun ekonomi pesantren memberikan inspirasi pada masyarakat.
“Alhamdulillah, matur nuwun sanget, atas pemberian penghargaan yang diberikan kepada saya, jujur ini surprise karena tidak pernah terbayang akan mendapat seperti ini,” tandas Gus Haris.
Pria yang digadang-gadang menjadi Calon Bupati Probolinggo ini menambahkan, yang ia lakukan untuk menggerakkan ekonomi di sekitar pesantrennya adalah kebiasaan yang telah lama terbangun. Setidaknya itu sudah dilakukan selama 10 tahun terakhir.
“Apa yang kami lakukan hanyalah berbasis komunitas. Setiap even apapun yang kita adakan di sekitar pesantren itu harapannya bisa memberikan manfaat, terutama syiar dalam berkhidmat. Dengan mengenalkan pesantren di beberapa komunitas, seperti komunitas petani, hobi, seni dan sebagainya,” pungkas pria yang aktif di HKTI Kabupaten Probolinggo tersebut.