Sisi Bopeng Proyek Raksasa 107 M (3): PASANGAN BATU PICU KERUGIAN NEGARA Rp 2,1 M

0
222 views
Bagikan :

JOMBANG, TelusuR.ID      –      Berdasarkan RAB proyek preservasi jalan Sumbergondang-Ploso, diketahui total volume pasangan batu mencapai 15.793,75 meterkubik. Sementara, kebutuhan semen pada setiap meterkubik pasangan batu adalah 202 kilogram. Untuk beberapa situasi, komposisi semen bisa lebih dari itu.

Ketentuan ini merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomer 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan demikian total kebutuhan semen pada pasangan batu proyek rigid preservasi jalan Sumbergondang-Ploso adalah 3.190.337,5 kilogram (202 x 15.793,75). Angka ini merupakan ketentuan minimal yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Sobekan sak semen merk Singa Merah tercecer dilokasi proyek.

Berdasarkan pantauan lapangan,  pasangan batu proyek Sumbergondang-Ploso diduga kuat menggunakan semen merk Singa Merah.  Semen ini disebut terpaut 300 rupiah per kilogram dari merk Semen Gresik. Sedang standar harga yang dipatok pada RAB merujuk pada Semen Gresik.

“Maka jika pasangan batu proyek Sumbergondang-Ploso menggunakan semen Singa Merah, dugaan selisih harga mencapai (300 x 3.190.337,5) Rp 957.101.250. Tentu saja angka ini merupakan indikator dugaan korupsi, “tegas Pentolan LSM kepada TelusuR.ID, Rabu (30/8/2023).

Pegiat LSM ini mengaku belum berani memastikan bahwa pasangan batu proyek Sumbergondang-Ploso benar-benar menggunakan semen merk Singa Merah. Dia menguatkan dugaan berdasarkan fakta lapangan bahwa dilokasi proyek banyak ditemui sobekan sak semen merk Singa Merah.

“Saya tidak mengatakan pasangan batu dipastikan menggunakan semen merk Singa Merah. Hanya saja, darimana ceceran bungkus semen itu bisa berada dilokasi proyek. Karenanya jika pihak kontraktor membantah, ya sebaiknya dilakukan uji lab saja. Sebab ini cukup serius memicu kerugian negara, “tegasnya.

Sobekan sak semen merk Singa Merah tercecer dilokasi proyek.

 

Jika dugaan itu benar, lanjutnya, praktik seperti ini tentu cukup disayangkan. Selain kualitas bangunan terancam tidak memenuhi standar baku dan karenanya tidak akan bertahan lama, dugaan kecurangan ini sama saja tidak menghargai upaya keras Bupati Munjidah Wahab beserta jajaran OPD Tehnis Pemkab Jombang.

TPJ Diduga Tidak Spek

Selain semen, lanjut Pegiat LSM, volume TPJ (Tembok Penahan Jalan) proyek preservasi jalan Sumbergondang-Ploso juga diduga tidak memenuhi spesifikasi. Seharusnya ketinggian TPJ adalah 2,2 meter dengan lebar pondasi mencapai 70 cm. Tapi pantauan lapangan nampak belum menunjukkan itu semua.

Ketinggian dan lebar pondasi TPJ diduga tidak spek.

Menurutnya, volume pasangan batu terbilang tidak spek. Merujuk dokumen gambar, seharusnya pasangan batu memiliki luas penampang sebesar 1,28 meter persegi.  Sementara berdasarkan pengamatan lapangan, luas penampang pasangan batu diperkirakan hanya 1,12 meter persegi.

Dengan demikian, tegasnya, volume pasangan batu proyek preservasi jalan Sumbergondang-Ploso yang seharusnya 15.793,75 meterkubik, diduga terjadi pengurangan sebesar 1.973,72 meterkubik, sehingga yang terpasang hanya sekitar 13.819,53 meterkubik.

“Jika menggunakan semen Singa Merah, maka harga per meterkubik pasangan batu adalah Rp 627.720,5. Sehingga dugaan kerugian negara (yaitu 627.720,5 x 1.973,72) mencapai Rp 1.238.944.510. Ditambah selisih harga semen, total kerugian negara ditaksir mencapai Rp 2.196.046.760, “bebernya.

Ini belum termasuk dugaan kerugian negara dari item pasir. Berdasarkan pengamatan lapangan, diduga kualitas pasir tidak memenuhi spek. Hingga ini ditulis, Sabtu (2/9/2023), pekerjaan pasangan batu proyek Sumbergondang-Ploso yang dianggarkan Rp 11,465 milyar ini belum mendapat tanggapan dari PPK proyek. (din)

Tinggalkan Balasan