Ning Ita Ajak Nahdliyin Berbondong – Bondong Hadiri Peringatan 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo

0
158 views
Bagikan :

SURABAYA, TelusuR.ID – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang juga Ketua Muslimat NU Kota Mojokerto mengajak nahdliyin hadir dalam peringatan 1 Abad (hijriyah) Nahdlatul Ulama. Acara resepsi puncak 1 Abad NU itu akan digelar pada Selasa 7 Februari 2022 di GOR Delta, Sidoarjo.

Perempuan yang akrab disapa Ning Ita itu mengungkapkan, peringatan 1 Abad NU ini adalah momen bersejarah, karena hanya terjadi 100 tahun sekali. Menurutnya, warga Jawa Timur patut bangga karena acara bersejarah itu puncak resepsinya dilaksanakan di Jawa Timur.

“Saya mengajak seluruh warga nahdliyin untuk berbondong – bondong menuju GOR Delta Sidoarjo pada Selasa 7 Februari 2023, dalam rangka memeriahkan peringatan 1 Abad NU. Insya Allah, saya juga hadir,” kata Ning Ita, dalam keterangannya, Sabtu (31/12/2022) malam.

Ning Ita yang ditemui usai refleksi dan doa bersama di Pendopo Sabha Mandala Tama yang diisi ceramah KH. Agoes Ali Masyhuri itu yakin peringatan puncak resepsi 1 Abad NU disambut antusias warga NU. Meski pun peringatan tersebut jatuh pada hari Selasa yang notabene adalah hari kerja.

Menurutnya, militansi warga NU sangat luar biasa, karena itu rintangan dan halangan apa pun tidak menyurutkan niat warga NU untuk hadir. Apalagi ini momen bersejarah yang hanya terjadi dalam 100 tahun.

“Memang jatuh 100 tahun dalam kalender hijriyah tepat di 7 Februari yang bukan hari libur. Tapi saya yakin dengan militansi warga NU, hal itu tak menjadi halangan untuk hadir,” ujarnya.

Dalam momen malam refleksi dan doa bersama di Pendopo Kota Mojokerto, turut diserahkan penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jawa Timur 2022 oleh Koordinator Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Muhammad Didi Rosadi kepada Ning Ita.

Diday sapaan akrab dari M. Didi Rosadi berharap agar penghargaan yang telah diberi turut menginspirasi anak muda lainnya untuk terus berkarya sebagai mana yang telah dilakukan Ning Ita.

“Beliau ini walaupun ketua Muslimat NU, tapi secara casing sebenarnya seperti ketua Fatayat (Organisasi Perempuan Muda NU). Usianya pun masih di bawah 45 tahun, jadi masih masuk tokoh muda,” ujar kader Ansor itu.

Diday melanjutkan dalam menetapkan penghargaan ini pihaknya tidak melakukan komunikasi apapun terhadap sosok yang akan diberi penghargaan.

“Kita melakukan riset secara internal untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang disebut inspiratif,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan