JOMBANG, TelusuR.ID – Kinerja BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) ‘Aneka Usaha’ Milik Pemerintahan Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, mulai dipertanyakan warga setempat.
Terutama soal pengelolaan keuangan hasil olah scrab (limbah rosok) dari PT CJI Ploso. Ini karena selama 10 tahun mengelola scrub, hasilnya terbilang tidak jelas dan jauh dari kata transparan.
Selain memantik laporan polisi oleh LSM LPHM Pandawa yang saat ini menunggu jadwal gelar perkara oleh Satreskrim Polres Jombang, dugaan praktik pat gulipat oleh oknum pengurus BUMDes Aneka Usaha juga jadi sorotan warga.
Dari informasi yang dihimpun, secara umum warga desa Jatigedong merasa tidak mendapatkan manfaat dari hasil olah scrub selama 10 tahun. Warga bahkan merasa bahwa pundi-pundi hasil pengolahan scrub hanya “dinikmati” oleh oknum tertentu.
Salah satu warga Jatigedong sebut saja Samirin (bukan nama sebenarnya), dengan kepolosannya menyebut pihak yang diuntungkan dari pengelolaan scrub PT CJI adalah pihak Pemerintahan Desa dan pengurus BUMDes.
“Opo cak, seng penak lan makmur yo cuma pamong ambek pengurus BUMDes. Wong koyok awak dewe Iki pancet ae, nek gak mreman gak mangan (apanya cak, yang enak dan makmur itu ya cuma Pemerintahan Desa dan pengurus BUMDes. Orang kayak kita ini tetap harus jadi buruh untuk bisa makan), “ujarnya.
Senada dengan Samirin, PW yang merupakan petugas RW Desa Jatigedong juga menegaskan hal serupa. Ia bahkan mengaku tidak percaya lagi dengan pengurus BUMDes.
“Selama ini saya dan warga sekitar belum pernah menikmati hasil dari scrub. Semua serba tertutup dan hanya dikuasai orang-orang tertentu. Saat ini sepertinya kegiatannya sedang beku. Dan saya pribadi sudah tidak percaya dengan pengurus BUMDes saat ini, “tegas PW kepada Telusur.id.
PW menegaskan, selama 10 tahun pengelolaan scrub dari PT CJI sempat diwarnai kejanggalan. Salah satunya soal dugaan penyelewengan Rp 588 juta dana scrub yang hingga hari ini belum jelas rimbanya.
“Saat ini, kinerja pengurus BUMDes sangat tidak jelas. Tidak ada keterbukaan. Mereka tidak layak jadi pengurus dan seharusnya dirombak total, “imbuhnya dengan nada kecewa.
Sebelumnya, Beni Kepala Divisi Administrasi PT CJI Ploso menegaskan, bahwa pengelolaan scrub (limbah rosok) yang dipercayakan kepada BUMDes Aneka Usaha Desa Jatigedong adalah sebentuk CSR perusahaan.
Selain sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar atas dampak kegiatan produksi yang dilangsungkan perusahaan, pendistribusian scrub ke BUMDes juga tidak dilakukan lelang dengan harapan warga sekitar bisa meraup keuntungan lebih.
Hingga berita ini ditulis, Kamis (25/01/2023), konfirmasi dari pengurus BUMDes Aneka Usaha Desa Jatigedong serta pihak Pemerintahan Desa belum berhasil dikantongi. Upaya konfirmasi akan terus dilakukan dan hasilnya akan disajikan pada berita edisi berikutnya untuk memenuhi aspek keberimbangan berita. (Muin)