JOMBANG, TelusuR.ID – Pers sebagai pilar ke 4 demokrasi setelah Ekskutif, Legislatif dan Yudikatif, nampaknya perlu mendapat sentuhan baru. Pandangan itu, sedikitnya telah diperteguh oleh sekelompok jurnalis Kota Santri yang memiliki kesamaan visi untuk memajukan kehidupan bangsa melalui dimensi kontrol sosial.
Para pegiat pilar ke 4 demokrasi ini telah meleburkan diri dalam wadah organisasi bernama Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (Sekber Wartawan Indonesia) yang kemudian disingkat SWI.
Dan hari ini, Sabtu (26/11/2022), pengukuhan pengurus DPD Jombang telah ditunaikan. Dihadiri pengurus DPP dan DPW Jatim, acara pelantikan dan pengukuhan pengurus DPD SWI Kabupaten Jombang periode 2022-2027 telah dilangsungkan di Aula Bung Tomo, gedung Pemkab Jombang.
Selain dihadiri pengurus DPP dan DPW, perhelatan sakral bagi kaum jurnalis itu juga dihadiri dua tokoh penting. Antaralain M.Soleh, mantan Kepala Dinas Sosial Jombang yang saat ini didaulat sebagai stah ahli Bupati, yang kehadirannya mewakili orang nomer satu di Jombang.
Dihadapan para pengurus SWI Kabupaten Jombang dan undangan yang hadir, M.Soleh mengingatkan pentingnya peran jurnalis sebagai lokomotif pembaharuan yang mencerahkan. Karenanya, tegas M.Soleh, sinergi harmoni antara pemerintah dan pekerja pers perlu dijaga demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Tokoh kedua adalah Wibisono. Tokoh nyentrik asal kota santri yang tidak gampang melabelinya dengan hanya satu predikat ini, nampak hadir di aula Bung Tomo. Dia bukan siapa-siapa, tapi dia bisa menjadi siapa saja.
Wibisono bukan akademisi. Juga bukan organ aktif sebuah partai politik. Dia bukan pegiat LSM, juga bukan jurnalis. Mungkin dia hanya sesosok pegiat sosial. Tapi mungkin juga, tidak. Tapi apapun orang bilang tentang dirinya, denyut politik praktis dan nadi birokrasi kota santri adalah nafasnya.
Ia multitalenta. Tapi ia tidak jumawa. Ia rendah hati, tapi ritmisnya paham betul akan jangkaun kaki. Ia pernah lebur dan menjadi bagian penting dari pergolakan era reformasi di kota santri, namun tampilannya tetap menunjukkan sosok proletar yang bersahaja.
Hadirnya ia pada forum pengukuhan dan pelantikan pengurus DPD SWI Kabupaten Jombang adalah wujud dari kesahajaan dan kesahayaan itu.
Dibalik panggung, nampak seorang think tank turut larut dalam acara pelantikan tersebut. Dia seorang chief dan sekaligus peracik strategi bagaimana menjadikan SWI berdiri pada tempatnya. Yakni sebagai pilar ke 4 kekuatan demokrasi Indonesia melalui ketajaman sosial kontrol.
“Saya hanya membantu bagaimana seharusnya organisasi wartawan dibangun. Tidak bermaksud menafikkan (organisasi wartawan) yang sudah ada, tapi SWI memang dimkasudkan untuk sebuah warna, “ujar sang think tank Hari Puspito yang didaulat sebagai bendahara SWI Jombang ini. (din)