SURABAYA, TelusuR.ID – Lima kiai asal Jawa Timur menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2022 di Kota Sigli, Pidie. Satu diantaranya adalah KH Thoriq Darwis Bin Ziyad, pengasuh Ponpes Babussalam, Kabupaten Malang. Kiai Thoriq adalah pencetus Hari Santri Nasional.
Ulama lainnya dari Jawa Timur yaitu KH Nabil Hasbullah, Pimpinan Kyai Muda Bersatu, Organ Pendukung Utama KH Ma’ruf Amien dalam Pilpres 2019 yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Joresan Mlarak Ponorogo, KH Reza Hasbullah dari Ponpes Darul Hikam Joresan Mlarak Ponorogo dan KH Abdul Muis Azis dari Ponpes Al-Aziziyah Denanyar Jombang yang juga Cicit Muasis dan Pendiri NU KH Bisri Samsuri.
“Beliau-beliau adalah Pencetus Hari Santri Nasional KH Thoriq Darwis bin Ziyad yang juga pengasuh Ponpes Babussalam Kabupaten Malang, KH Misyoroh Usman dari Ponpes Sulaiman Trenggalek,” kata Muslizar, Kepala Pendidikan Dayah Pidie dalam keterangannya, Ahad (23/10/2022).
Muslizar menjelaskan, dua ribuan santri dari 200 dayah atau Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Pidie mengikuti puncak Hari Santri Nasional (HSN) ke-7 yang dipusatkan di Alun-alun, Kota Sigli, Pidie
Muslizar didampingi ketua panitia pelaksana, Tgk Mustajab Nyak Musa mengatakan, peringatan HSN ke-7 tahun ini lebih meriah selain dari tahun sebelumnya.
“Hadir pula Kapolres Pidie, AKB Padli, Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Abd Jamal Husin, Sekda Idhami, ulama kharismatik Pidie, Tgk H Ishak Lamkawee,” ujar Muslizar.
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto dalam amanat singkatnya mengatakan santri yang merupakan insan taqwa Indonesia yang memiliki kekuatan besar dalam membentuk kekuatan negeri ini sejak awal sebelum merdeka.
Selain itu Wahyudi Adisiswanto menyatakan peringatan hari santri bukan hanya milik para santri saja melainkan milik bersama dari semua komponen bangsa di tanah air yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan.
“Saya mengajak semua kalangan untuk dapat memanfaatkan momentum ini, merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan serta mengenang semua ulama Aceh yang banyak berjuang untuk Indonesia,” pungkas alumnus Unej Jember itu.