GRESIK, TelusuR.ID – Memasuki Pertengahan Bulan Ramadhan Umat muslim berlomba untuk mencari keberkahan di bulan Ramadhan, tak terkecuali puluhan aktivis Gerakan Penolak Lupa (Gepal) Gresik bagikan ratusan takjil kepada pengendara yang melintas di jalan Wahid Hasyim depan gedung DPRD, Gresik, Kamis (21/04/22).
Sembari membagikan takjil, para aktivis yang tergabung dari beragam latar belakang seperti mahasiswa, buruh, serta PKL (Pedagang Kaki Lima) ini juga melakukan orasi kerakyatan dan membagi bagikan selebaran pers rilis GEPAL terkait Problematika yang di hadapi bangsa saat ini serta menyuarakan sederet persoalan yang ada di tengah masyarakat Gresik. Berikut ini adalah pers rilis yang dilansir oleh GEPAL.
PERNYATAAN SIKAP TERBUKA GERAKAN PENOLAK LUPA GEPAL
CARUT MARUT KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DITENGAH HARGA
HARGA YANG MELAMBUNG TINGGI
Sebagai Bagian dari masyarakat sipil, GEPAL selain berperan sebagai
intermediary actor, GEPAL juga berperan sebagai Control of Power yang secara aktif
melakukan responsif terhadap persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
melakukan kontrol dan pengawasan terhadap setiap kebijakan pemerintah, baik
pemerintahan Pusat maupun pemerintahan Daerah. Hal tersebut kami lakukan hanya
untuk memastikan setiap kebijakan pemerintah yang dilakukan betul-betul berpihak pada
kesejahteraan rakyat.
Kompleksitas persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara yang terjadi saat
ini, menandakan bahwa indonesia sedang tidak baik-baik saja. Disparitas Sosial
Ekonomi semakin melebar, Laju pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi, Drama
Kelangkaan Minyak Goreng yang berujung pada Naiknya Harga Minyak Goreng, Naiknya
Harga BBM yang lantas memicu naiknya kebutuhan-kebutuhan Pokok rakyat, belum lagi
ditambah dengan naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11
persen semakin menambah beban ekonomi masyarakat yang telah tertekan dan terpuruk
selama ini akibat Pandemi Covid-19, semakin memperjelas bahwa sesungguhnya
Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut juga tidak lepas
dari kondisi kehidupan masyarakat di Kabupaten Gresik. Sebagai salah satu kota yang di
kelilingi oleh industri, maka idealnya masyarakat Gresik bisa sedikt bernafas lega,
ditengah carut-marutnya sosial-ekonomi saat ini, mengingat peluang pekerjaan tentunya
sangat terbuka lebar, namun fakta yang terjadi justru tidak berbanding lurus, perlindungan
terhadap tenaga kerja lokal masih sangat jauh dari asa, ibarat anak ayam mati di lumbung
padi. Mahalya Biaya Pendidikan dan Kesehatan di Kab. Gresik semakin memperparah
kondisi sosial-ekonomi masyarakat Gresik saat ini, oleh karenanya tidaklah berlebihan jika
kita katakan bahwa sesungguhnya Kab. Gresik juga tidak baik-baik saja.
Untuk Kompleksitas Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tersebut diatas,
serta carut-marutnya sosial-ekonomi yang terjadi saat ini, maka kami dari Gerakan
Penolak Lupa Menyerukan:
- Mendorong pemerintah untuk menstabilkan harga BBM jenis Pertamax dan
menjamin ketersediaan stock BBM jenis pertalite bagi masyarakat kelas
menengah kebawah di berbagai daerah dengan harga terjangkau;
- Mendorong Pemerintah untuk mengstabilkan harga Minyak Goreng agar
terjangkau untuk seluruh kalangan masyarakat;
- Meminta kepada pemerintah untuk mengambil langkah cepat guna
mengstabilkan kenaikan kebutuhan pokok; Mencabut kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dari 10 Persen menjadi 11 persen, karena akan semakin membebani
ekonomi masyarakat yang telah tertekan dan terpuruk selama ini akibat
Pandemi Covid-19;
- Mendorong Pemerintahan Kabupaten Gresik agar Melaksanakan Janji Politik
yang tertuang dalam Nawa Karsa, agar tidak hanya menjadi pepesan
kosong;
- Mendorong Pemerintahan Kabupaten Gresik, agar mempunyai regulasi yang
melindungi tenaga kerja lokal (Lokal Conten), agar keberadaan industri di
Kab. Gresik betul-betul bisa menyerap potensi lokal secara maximal;
- Mendorong Pemerintahan Kabupaten Gresik agar melindungi potensi lokal
yang berpotensi mendulang PAD Kab. Gresik, dengan melakukan
penguatan dan pembinaan usaha, baik usaha mikro maupun usaha makro, baik yang bersifat produksi maupun yang bersifat jasa;
Koordinator Gepal Gresik, Syafiuddin mengatakan, panitia sengaja berbagi takjil sambil berorasi agar selain berburu keberkahan dengan berbagi di bulan Ramadhan. Gepal juga ingin memberikan wacana yang kritis kepada masyarakat secara umum terkait segala permasalahan bangsa indonesia maupun yang ada di Kabupaten Gresik.
“Kami ingin berbagi takjil tapi yang berkarakter, dimana kami juga melakukan orasi menyuarakan sederet permasalahan bangsa indonesia maupun yang ada di Kabupaten Gresik, dimana hingga sampai saat ini belum tertuntaskan,” kata Udin Kc panggilan populer Syafiuddin.
Hal ini menurut Udin Kc, dinilai bisa memberikan kesadaran masyarakat umum agar memahami bahwa sederet permasalahan yang ada di tengah masyarakat adalah menjadi tanggung jawab bersama, “Dengan cara ini, kami optimis dan mengajak warga bergerak bersama untuk menyuarakan apa yang menjadi keresahan bangsa Indonesia dan masyarakat Gresik,” tandasnya.
Ditempat yang sama, panitia pelaksana, Arif Ridwan atau biasa dipanggil Anja mengungkapkan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini juga bertujuan mempererat tali silaturrahim.
“Rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini, selain berbagi takjil dan memberikan pencerahan kepada masyarakat, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat tali silatutrahim,” jelasnya.