JOMBANG, TelusuR. ID – Penggunaan drone di bidang pertanian sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, pertanian industri yang dipelopori oleh perusahaan perkebunan internasional sudah menggunakan drone untuk pemetaan lahan.
Kolaborasi perusahan pertanian besar dengan inovator, perusahaan rintisan belakangan ini membuat perkembangan inovasi drone untuk pertanian berkembang pesat. Di Indonesia semarak ide dan isu drone pertanian muncul lima tahun belakangan.
Dilansir dari video tv one, petani di Kota Jombang, Jawa Timur mulai tertarik menggunakan drone untuk menyemprotkan insektisida ke tanaman. Cara ini dilakukan para petani untuk membuat proses produksi pertaniannya semakin efisien.
Selain lebih cepat, penggunaan drone juga dianggap lebih efektif dan lebih murah dibandingkan menggunakan tenaga manusia.
Petani yang mulai mencoba menggunakan drone adalah petani di desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Jombang kini mengoperasikan drone pertanian untuk membuat proses produksi pertaniannya semakin efisien.
Berbeda dengan drone pada umumnya drone pertanian berukuran jauh lebih besar.
Di bagian bawah drone terdapat tangki yang dihubungkan dengan alat penyemprot di bagian kaki-kaki drone. Untuk menyemprot lahan padi, tangki drone diisi dengan air bercampur pembasmi hama yang dibutuhkan. Drone dikendalikan dengan remote control.
Jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia, penyemprotan menggunakan drone pengerjaannya jauh lebih dinamis karena drone mampu bergerak atau bergeser arah dengan cepat sesuai pergerakan remote control.
Begitu selesai drone ini dapat langsung kembali turun ke tempat semula, kemudian disiapkan lagi penyemprotan berikutnya.
Dari sisi pembiayaan dan waktu pemgerjaan, untuk menyemprot lahan seluas satu hektar hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit, dengan biaya Rp. 110.000.
Padahal jika menggunakan tenaga manusia membutuhkan waktu hingga dua hari kerja dengan kisaran biaya Rp. 250-300 ribu per hektar.
Kepala Desa Pacarpeluk, Suirman mengatakan sengaja menyewa drone dari rekan kerjanya untuk diperkenalkan kepada petani di desanya. Jika para petani berminat, pemerintah desa akan membelinya.
Untuk membeli satu drone pertanian, pemerintah desa harus menyiapkan dana sekitar Rp 400 juta. (yap/al)