JOMBANG, TelusuR.ID – Bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan, Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari (MINHA) di Tebuireng Jombang resmi dibuka kembali. Rabu (10/11/2021).
Pengoperasian MINHA ditandai dengan pengguntingan pita oleh pengasuh Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin didampingi Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemenristekdikti Yudi Wahyudin, serta kurator museum Bondan Kanumoyoso.
Gus Kikin mengungkapkan, museum tersebut terletak di kawasan pendidikan yaitu Pesantren Tebuireng, sehingga dapat menjadi ruang belajar para santri dan mahasiswa. Selain itu letaknya tidak jauh dari makam Gus Dur yang banyak diziarahi oleh masyarakat.
“Sehingga dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap peran para tokoh bangsa. Semoga Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari dapat menjadi ruang publik yang inspiratif yang dapat membangkitkan kesadaran kita untuk terus merawat kebhinekaan, menjadikan kita sebagai bangsa yang memiliki jati diri yang kuat,” ungkapnya
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat ketika memberikan sambutan mengatakan, nilai-nilai kebinekaan yang diajarkan dan diperjuangkan KH Hasyim Asy’ari harus diteruskan dan diamalkan generasi penerus bangsa.
“Hari ini, saya mendapatkan kehormatan yang luar biasa untuk berdiri disini dalam acara dibukanya dan pengoperasionalan kembali Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari, yang apabila kita cermati bersama bukan hanya sekedar bangunan, tetapi ada nyawa, marwah, cita-cita dan sejarah perjuangan KH Hasyim Asy’ari.
KH Hasyim Asy’ari telah memberikan catatan khusus kepada pancasila, beliau menempatkan perjuangan dan menjadikan Indonesia rumah besar kita bersama. Maka dari itu merupakan teladan kita bersama yang harus kita ikuti, dan kita jadikan catatan bersama serta panduan bagaimana menjadi anak bangsa menjalani hari-hari kita untuk Indonesia yang lebih maju” ungkap politisi perempuan pendiri dan Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem.
Nilai-nilai kebhinekaan yang diajarkan KH. Hasyim Asy’ari sangat dibutuhkan saat ini yaitu ketika bangsa Indonesia sedang menghadapi krisis multidimensi.
“Salah satunya berupa ancaman disintegrasi yang disebabkan masuknya paham-paham yang mengikis persatuan dan kebinekaan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, sejarah Pesantren Tebu Ireng yang diasuh KH Hasyim Asy’ari memberi arti perjuangan, khususnya di kalangan umat Islam, bahwa Islam itu adalah agama yang damai dan menjunjung nilai-nilai kebinekaan.
“Saya yakin dari Pondok Pesantren Tebu Ireng ini akan terus muncul semangat untuk memperkuat nilai-nilai kebinekaan dan persatuan bangsa kita,” sambungnya.