JOMBANG, TelusuR.ID – Fery, pemuda asal Desa Pulogedang Tembelang ini biasa dipanggil, adalah seorang pemuda desa yang kini sedang berjuang merawat orang tuanya sendirian. Feri Dwi Saputro nama lengkapnya.
Ibunya telah lama meninggal karena sakit. Sedang bapaknya kini terkena stroke. Kondisi ini membuat Fery harus banting tulang untuk membiayai pengobatan dan merawatnya.
Merawat bapaknya, sekaligus merawat dirinya sendiri.
Kondisi Fery sendiri dalam keadaan sakit. Sakit itu dialaminya sejak kelas 2 SD. Kelas 3 SD ia pun putus sekolah.
Ada gangguan pencernaan yang ia derita. Dimana, saluran pencernaanya tidak dapat berfungsi optimal.
Sehingga harus dibantu dengan kantong yang dipasang di perutnya sebagai saluran pembuangan kotoran.
Sejak kelas 2 SD itu, terhitung sudah 8 kali dilakukan operasi usus besar. Namun upaya itu belum bisa menyembuhkan. Kini melalui kantong yang tergantung di perutnya itulah menjadi satu-satunya penolong.
Kantong kotoran itu maksimal seminggu sekali harus diganti. Satu kantong harganya Rp. 100 Ribu. Itu kalau dipasang sendiri. Kalau lewat dokter tentu bisa lebih mahal. Cerita Fery yang saat ini berusia 22 tahun.
Bisa dibayangkan berapa kebutuhan Ferry “hanya” untuk membeli kantong plastik tiap bulannya. Itu baru urusan kantong. Belum lagi biaya untuk bapaknya.
Melihat kondisi seperti itu, rasa kemanusiaanpun tergerak dan muncul rasa iba.
Tak tega dengan kondisi yang dialami Fery, sekelompok orang yang tergabung dalam Jam’iyah Sholawat Nariyah Sabtu Pahing Jombang mengadakan “patungan’ sesama jama’ah. Merasa peduli untuk membantu Fery.
Dari patungan tersebut, terkumpul uang sejumlah Rp. 3.100. 000. Uang itu lalu diserahkan kepada Fery di kediamannya. Penyerahan dilakukan oleh Moh. Zaenul dan beberapa angota jam’iyah. Sabtu, 13/11/2021.
Tak hanya itu, Jam’iyah Sholawat Nariyah Sabtu Pahing ini juga memberikan bantuan sosial berupa sembako dan seperangkat alat untuk servis AC, kulkas maupun peralatan rumah tangga lainnya.
Ada pertimbangan khusus kenapa alat servis itu diberikan. Karena Fery memiliki keahlian di bidang servis alat-alat rumah tangga. Dari situ ia mendapatkan uang.
Profesi tukang servis ini telah lama di geluti Fery sebagai penopang ekonomi satu-satunya dan kebutuhan biaya pengobatan untuk dirinya dan bapaknya.(yap)